LensaDaily - Bahan Bakar Minyak (BBM) yang beredar di Indonesia telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini ditegaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Bahkan, Bahlil memastikan bahwa tidak ada BBM RON 90 (Pertalite) yang dioplos menjadi BBM RON 92 (Pertamax), menyusul adanya kasus korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina.
Dikutip dari lensaberitajakarta.com, Bahlil meminta masyarakat agar tidak cemas terhadap kualitas BBM yang beredar di pasaran. Ia menekankan bahwa setiap jenis BBM memiliki spesifikasi yang jelas dan sulit untuk dicampur dengan kualitas di bawahnya.
βItu kan ada RON 90, RON 92, RON 95, sampai 98 yang bagus-bagus itu nggak mungkin dicampur karena itu ada speknya kok, nggak perlu khawatir,β ujar Bahlil dalam keterangannya.
Bahlil juga menjelaskan bahwa masyarakat memiliki berbagai pilihan BBM yang bisa digunakan sesuai kebutuhan, mulai dari Pertamax Turbo RON 98 hingga Pertamax Green RON 95. Menurutnya, semakin baik kualitas BBM yang dibeli, semakin baik pula performa kendaraan yang dihasilkan.
Sementara itu, terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023 telah menyeret tujuh tersangka.
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap bahwa salah satu modus yang digunakan dalam praktik korupsi ini adalah pengoplosan BBM.
Dalam modus tersebut, BBM berkualitas tinggi seperti RON 92 Pertamax yang diimpor diduga digantikan dengan BBM berkualitas lebih rendah, yakni RON 90 Pertalite.
Hal ini tentu merugikan masyarakat serta berdampak pada kualitas bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan di Indonesia.
Hingga kini, pihak Kejagung masih terus mendalami kasus ini guna mengungkap lebih jauh dugaan penyimpangan yang terjadi dalam tata kelola minyak mentah di Pertamina.***
(Jakarta)
Belum Ada Komentar Untuk Postingan Ini