icon

LensaDaily.com

Kategori Berita

Cabang Berita

Pilih Tema:

Tag: gempabumi


Pasca Gempabumi Myanmar, Pemerintah Indonesia Kirim 124 Ton Bantuan Kemanusiaan

LensaDaily - Pemerintah Republik Indonesia resmi mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar, pada Kamis (3/4/2025), pasca negara tersebut dilanda gempabumi dengan magnitudo 7,7.Adapun total bantuan yang dikirimkan tersebut seberat 124 ton atau senilai US$1,2 juta.Bantuan kemanusiaan yang dikirimkan dilepas secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof. Pratikno, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, Kepala Basarnas, Menteri Kesehatan, Kementerian Pertahanan.Juga ikut melepas bantuan Kementerian Pertanian, Ketua PMI dan sejumlah perwakilan kementerian/lembaga lainnya yang turut berpartisipasi dalam pengumpulan bantuan logistik dan perlatan pada misi kemanusiaan ini.Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan, bantuan yang dikirimkan sebagian besar merupakan logistik dan perlatan yang dibutuhkan oleh pemerintah maupun masyarakat Myanmar yang terdampak, yang antara lain adalah shelter, alat kesehatan, hingga obat-obatan.“Kita mengirimkan sebagian besar dari bantuan tersebut dari apa yang mereka butuhkan berdasarkan hasil rapat bersama Kementerian Luar Negeri negara-negara Asean beberapa waktu lalu,” terang Sugiono di hadapan delegasi saat Apel Pelepasan di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.Hingga saat ini jumlah korban jiwa dan kerusakan masih terus mengalami perkembangan. Berdasarkan catatan yang telah dihimpun, terdapat 2.886 korban jiwa dan 4.346 luka-luka, dan 300 orang dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.Kendati demikian, Sugiono mengatakan belum ada laporan adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.“Berdasarkan laporan dan pantauan dari KBRI di Myanmar belum ada laporan adanya WNI yang menjadi korban, kami berharap seluruh WNI di sana dalam kondisi baik,” harap Sugiono.Pengiriman Bantuan Tahap KetigaPengiriman bantuan kemanusiaan ini merupakan pengiriman tahap ketiga dari Pemerintah Indonesia. Sebelumnya telah dikirimkan bantuan personel dari INASAR untuk membantu melaksanakan penanganan darurat, pada Selasa (1/4/2025).Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, mengatakan, pengiriman bantuan yang merupakan tahap ketiga ini menggunakan dua pesawat, yakni pesawat cargo dan Garuda Indonesia.Adapun rincian bantuan senilai Rp20 miliar ini di antaranya meliputi makanan siap saji, alat kesehatan, hygiene kit, obat-obatan, selimut, velbed, kasur lipat, tenda pengungsi, toilet portabel, hingga peralatan dapur umum.Selain logistik dan peralatan, Pemerintah juga berkomitmen membantu dengan menerjunkan personel gabungan sebanyak 157 personel, di mana 92 orang di antaranya sudah berada di Myanmar, dan 65 orang selebihnya akan diberangkatkan bersama bantuan termasuk tim Emergency Medical Team (EMT).“Personel yang akan berangkat hari ini ada 65 orang. Kemudian gabungan terdiri dari Kementerian Lembaga ada dari Kemenko PMK, Kemenkes, BNPB, Baznas, dan Basarnas. Untuk logistik cukup besar ada 124 ton. yang sudah ada di Myanmar ada sekitar 24 ton lebih yaitu barang dari Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan yang saat ini ada di Myanmar, perlengkapan juga Basarnas dilengkapi dengan dua kendaraan truk dan genset yang sebagian sudah di Myanmar dan sebagian kita bawa sekarang,” ujar Suharyanto.Tiba di Naypyidaw, Myanmar, Delegasi Indonesia diterima oleh Mr. Soe Kyi Deputy Minister For Ministry of Social Welfare Relief and Resettlement dan Mr. Win Thu Htet Head of International Court of Justice Court Unit Department of Consular and Legal Affairs Ministry of Foreign Affairs, sekaligus melakukan simbolis pemberian bantuan.Tinjau Tim Kemanusiaan IndonesiaSetelah melakukan simbolis bantuan kepada pemerintah Myanmar, delegasi selanjutnya menuju lokasi di mana tim kemanusiaan Indonesia berhasil menemukan beberapa korban jiwa yang tertimbun reruntuhan bangunan di perumahan pegawai negeri sipil setempat.Pada kesempatan ini , Kepala BNPB mengungkap progres kerja dari tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang sudah berada di Myanmar sejak Senin (31/3/2025), di saat mayoritas masyarakat di Indonesia sedang menjalani hari raya Idulfitri.“Sejauh ini pelaksanaan tugas cukup baik, terkait berkoordinasi terus dilakukan dengan otoritas pemerintah Myanmar,” kata Suharyanto.“Untuk tim USAR sudah hari kedua sudah melaksanakan tugas, sudah berhasil menemukan (korban tertimbun),” tambahnya.Setelah kemarin Tim USAR berhasil menemukan tiga korban meninggal dunia, hari ini Tim USAR kembali menemukan dua korban meninggal dunia yang tertimbun reruntuhan bangunan.“Dengan segala perjuangan, dua hari sudah berhasil menemukan korban,” tutur Suharyanto.Kemudian delegasi Indonesia bergeser meninjau posko yang menjadi tempat bernaung bagi seluruh tim kemanusiaan yang bertugas dalam rangka penanganan bencana di Myanmar kali ini.Kepala BNPB selanjutnya berpesan kepada personel Emergency Medical Team (EMT) yang juga tiba di Myanmar bersama delegasi lainnya hari ini.“EMT datang ke sini bertugas selama 30 hari ke depan, sudah disiapkan semuanya untuk lokasi bertugas dan poskonnya. Lokasi penugasan jaraknya 20 menit dari posko, mulai besok melihat ke tempat penugasan membuat rumah sakit lapangan,” imbaunya“Kemudian nanti dievaluasi misalkan seminggu banyak pasien-pasien karena korban gempa, tidak perlu pindah. Namun kalau dibutuhkan di lokasi lain, silakan menyesuaikan,” pungkasnya. (*)(Jakarta)

04 April 2025

Gempa Bumi Tektonik M4.1 Guncang Simeulue, Warga Sinabang Rasakan Getaran

LensaDaily - Warga Kabupaten Simeulue, Aceh, dikejutkan oleh guncangan gempa bumi tektonik pada Selasa (25/2/2025) pukul 11.03 WIB. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah satu Medan, gempa ini memiliki kekuatan magnitudo 4.1 dengan pusat gempa terletak di laut, sekitar 37 kilometer barat daya Sinabang, pada kedalaman 27 kilometer.BMKG menjelaskan bahwa gempa ini tergolong sebagai gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng. Wilayah Barat Sumatra, termasuk Simeulue, memang berada di zona pertemuan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng ini kerap memicu gempa bumi akibat tekanan yang terakumulasi di batas lempeng, yang kemudian dilepaskan dalam bentuk getaran seismik.Para ahli mencatat bahwa gempa-gempa semacam ini bukan hal yang asing di wilayah Simeulue dan sekitarnya, mengingat posisinya yang berada di salah satu jalur tektonik aktif di dunia.Meskipun berkekuatan relatif kecil, getaran gempa ini cukup terasa di Sinabang. Berdasarkan laporan masyarakat, guncangan mencapai skala II-III MMI. Pada skala ini, getaran terasa nyata di dalam rumah, menyebabkan benda-benda ringan bergoyang dan membuat beberapa warga terkejut seolah-olah ada kendaraan berat yang melintas.“Saya sedang duduk di ruang tamu, tiba-tiba terasa getaran seperti ada truk besar yang lewat di depan rumah. Cukup kaget, tapi tidak berlangsung lama,” ujar Fitri, warga Sinabang.Namun, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. Aktivitas masyarakat pun tetap berjalan normal setelah gempa mereda.BMKG terus memantau perkembangan aktivitas seismik di wilayah Simeulue. Hingga pukul 11.22 WIB, belum terdeteksi adanya gempa susulan (aftershock). Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG.BMKG menegaskan bahwa informasi mengenai gempa bumi hanya dapat dipercaya jika bersumber dari kanal resmi mereka, seperti situs web www.bmkg.go.id, aplikasi mobile InfoBMKG, serta akun media sosial @infoBMKG. Masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Sebagai daerah yang kerap mengalami aktivitas seismik, warga Simeulue diingatkan untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi gempa bumi.(Mi7)

25 Februari 2025