LensaDaily - Pertempuran masa depan yang melibatkan kerja sama manusia dan robot bukan lagi sekadar imajinasi film. Dalam National Robotics Week yang berlangsung 5–13 April 2025, Angkatan Darat AS menampilkan berbagai inovasi hasil riset dari Laboratorium Penelitian Angkatan Darat (ARL) di bawah Komando Pengembangan Kemampuan Tempur (DEVCOM). Fokus utamanya adalah integrasi teknologi robotika, kecerdasan buatan (AI), serta sistem otonom darat dan udara dalam operasi militer.Salah satu sorotan utama adalah kemampuan robot untuk berpikir, bertindak, dan berkomunikasi layaknya prajurit. Teknologi terbaru memungkinkan robot memahami perintah dalam bahasa alami serta memberikan respons secara efisien, sehingga interaksi dengan manusia menjadi lebih efektif. Proyek Artificial Intelligence for Maneuver and Mobility (AIMM) menunjukkan bahwa robot kini bisa mendeteksi kerusakan di lapangan, melapor secara real-time, bahkan menjalankan misi tanpa bantuan manusia.Angkatan Darat AS juga berkolaborasi dengan perusahaan teknologi seperti Overland AI untuk meningkatkan kemampuan kendaraan tak berawak dalam menavigasi medan ekstrem. AIMM menekankan mobilitas robot di medan seperti hutan lebat tanpa kehilangan kecepatan maupun ketepatan.Di sisi lain, program Human Autonomy Teaming (HAT) dikembangkan untuk mengoptimalkan sinergi antara manusia dan sistem otonom. Sistem ini memudahkan perencanaan hingga evaluasi misi secara real-time. Dengan bantuan pembelajaran mesin yang dipandu manusia, sistem dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi dinamis di medan perang. Dr. Brandon Perelman, manajer program HAT, menegaskan fleksibilitas sistem ini yang dapat diterapkan di berbagai jenis kendaraan otonom, menyajikan gambaran menyeluruh atas situasi tempur.Integrasi manusia dan robot dalam operasi militer diperkirakan akan membawa perubahan besar—dari efisiensi operasional hingga peningkatan keselamatan prajurit. Langkah ini juga menunjukkan ambisi Amerika Serikat dalam menjaga dominasinya di kancah global, termasuk dalam menghadapi kekuatan besar seperti China.Reporter : Mulyadi Muis
5 hari yang lalu